14 November, 2024- Rombongan akademik Indonesia-Jepang memulai perjalanan dari Sendai menuju Matsushima pada pukul 08.00, setelah melakukan check-out di hotel. Perjalanan kereta api menuju Matsushima memakan waktu sekitar 35 menit, melintasi pemandangan perumahan, persawahan, dan pegunungan, serta tiga terowongan yang memukau. Setibanya di kota kecil yang terkenal dengan keindahannya ini, rombongan melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Desa Wisata dan Observasi Lapangan Mitigasi Bencana, sebuah proyek kolaboratif antara IAI DDI Sidenreng Rappang dan Tohoku University Jepang.
Matsushima, yang dikenal sebagai salah satu dari tiga pemandangan terindah di Jepang, memberikan kesan mendalam bagi rombongan, yang merasa teringat akan kota Parepare di Sulawesi Selatan. Bedanya, Matsushima adalah kota wisata laut dengan kuliner laut yang kaya, sementara Parepare lebih dikenal sebagai kota pelabuhan. Setelah menyelesaikan kegiatan PKM, rombongan kembali ke Sendai untuk menikmati santap siang sebelum melanjutkan perjalanan ke Tokyo.
Perjalanan ke Tokyo dilakukan dengan kereta cepat yang megah. Selama perjalanan, rombongan memperhatikan pemandangan yang mirip dengan kampung halaman mereka di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Di sepanjang jalur, terlihat perumahan, persawahan, hutan, dan bukit-bukit yang mempesona. Namun, terdapat perbedaan mencolok dalam bentuk sawah antara Jepang dan Indonesia. Di Sidenreng Rappang, sawah berbentuk persegi panjang dan luas, sementara di Jepang sawah lebih sempit dan memanjang. Persamaan yang ditemukan adalah semakin menyempitnya lahan persawahan di kedua wilayah, akibat berkembangnya kawasan industri dan perumahan.
Tinggalkan Komentar